Clickindonesiainfo/Jakarta — Kabar duka datang dari dunia jurnalistik Indonesia. Seorang jurnalis vokal asal Sulawesi Tengah, Situr Wijaya, ditemukan meninggal dunia dalam kondisi mengenaskan di sebuah penginapan di Jakarta pada Jumat (4/4/2025). Peristiwa ini mengejutkan banyak pihak, terutama keluarga dan rekan sejawat, mengingat Situr dikenal sebagai pribadi sehat dan tidak memiliki riwayat penyakit serius.
Menurut keterangan istri korban, Selvianti, sang suami sempat berpamitan berangkat ke Jakarta dalam kondisi prima pada Kamis (3/4). Namun keesokan harinya, ia menerima kabar mengejutkan bahwa Situr telah ditemukan tak bernyawa. “Tidak ada keluhan apapun saat ia berangkat,” ujar Selvianti dengan suara bergetar.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, jenazah ditemukan dalam posisi tertelungkup di kamar penginapan sederhana dengan kondisi bangunan yang belum selesai: dinding hanya berupa batako tanpa plester, lantai retak, serta terdapat kemerahan pada beberapa bagian tubuh korban. Kejanggalan semakin terasa ketika redaksi media mencoba menghubungi ponsel korban, namun justru dijawab oleh pihak medis rumah sakit tempat jenazah disimpan. Sayangnya, pihak rumah sakit tidak memberikan informasi rinci mengenai lokasi penemuan dan kondisi awal korban.
Ketua PWI Peduli Sulawesi Tengah, Heru, yang juga menjadi narahubung keluarga, menyampaikan bahwa pihak keluarga telah meminta proses autopsi guna memastikan penyebab pasti kematian. Autopsi dilakukan di RS Polri Kramat Jati pada Sabtu (5/4) pukul 10.00 WIB, disaksikan oleh perwakilan keluarga, kepolisian, dan tim medis. “Jika hasil autopsi menunjukkan penyebab medis, kami terima. Tapi jika ditemukan unsur pidana, kami akan mengawal kasus ini hingga tuntas,” tegas Heru.
Sebelum dibawa ke rumah duka, jenazah sempat berada lebih dari 10 jam di dalam ambulans di area parkir rumah sakit. Proses evakuasi baru dilakukan Polsek Kebon Jeruk pada Jumat malam sekitar pukul 20.00 WIB.
Rencananya, jenazah Situr akan diterbangkan ke Palu pada Minggu pagi (6/4/2025) dan dimakamkan di Desa Bangga, kampung halaman istri, pada pukul 09.00 WITA. Prosesi pemakaman dijadwalkan akan dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk anggota DPR RI dari Dapil Sulawesi Tengah, Longki Djanggola. Ambulans milik Polda Sulteng disiapkan untuk menjemput jenazah dari Bandara Mutiara Palu menuju rumah duka.
Di tengah suasana duka, keluarga memohon agar masyarakat tidak menyebarluaskan foto-foto jenazah almarhum. “Kami mohon jangan ada yang menyebarkan foto suami saya. Anak-anak kami trauma. Kami sedang berduka,” pinta Selvianti dengan lirih.
Hingga saat ini, penyebab pasti kematian Situr Wijaya masih menjadi tanda tanya besar. Apakah ini murni karena sebab medis, atau berkaitan dengan profesinya sebagai jurnalis yang dikenal kritis dan berani? Jawaban atas pertanyaan ini kini bergantung pada integritas hasil autopsi dan penyelidikan aparat penegak hukum.
#KeadilanUntukSitur #TransparansiAutopsi #JurnalisBerani #EtikaJurnalistik #StopSebarFotoJenazah