Clikindonesiainfo.id / Tembilahan- Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, Dan Pendidikan Menengah melalui Dinas Pendidikan Kabupaten Indragiri Hilir Diwakili oleh Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Indragiri Hilir Bapak Ahmad Khusairi membuka secara resmi kegiatan Pengimbasan RTL kepada sekolah sasaran pengimbasan SMP di Kabupaten Indragiri Hilir dengan topik Pemulihan Pembelajaran Melalui Penguatan Literasi dan Numerasi pada Kamis, 29 Agustus 2024 pukul 14 s/d 16 wib.
Acara tersebut berlangsung secara Online dihadiri 29 sekolah yang terdampak pengimbasan.
Dalam sambutannya Bapak Ahmad Khusairi menyatakan kecakapan literasi dan numerasi merupakan kemampuan dasar yang wajib dimiliki oleh peserta didik sebagai bekal dalam menjalani kehidupan bermasyarakat. Namun, ternyata kecakapan tersebut belum sepenuhnya dimiliki oleh pelajar Indonesia.
Seperti diketahui, menurut data Asesmen Nasional tahun 2022, kemampuan literasi dan numerasi peserta didik diseluruh jenjang pendidikan masih menunjukkan capaian yang sedang. Hasil PISA 2022 juga turut menegaskan bahwa Indonesia masih memerlukan penguatan dalam hal literasi dan numerasi, meskipun telah menunjukkan ketangguhannya dalam menghadapi tantangan pembelajaran selama pandemi.
Agar program pemulihan pembelajaran dapat terlaksana dengan baik dan dapat mencapai target yang dicita-citakan, maka diperlukan adanya kerja sama yang solid dari semua pihak. Oleh karena itu, dalam upaya meningkatkan kolaborasi yang kuat antara pemerintah daerah, lembaga pendidikan, dan stakeholder terkait dalam penguatan literasi dan numerasi, Direktorat Sekolah Menengah Pertama (SMP) Dinas Pendidikan kabupaten Indragiri Hilir mengapresiasi Kegiatan pengimbasan yang laksanakan di Kabupaten Indragiri Hilir.
”Saya mengharapkan antar sekolah bisa berkolaborasi dan berdiskusi bagaimana upaya untuk meningkatkan literasi dan numerasi di sekolah masing masing dan diharapkan para guru akan lebih siap menghadapi tantangan dan dapat memberikan kontribusi positif terhadap kemajuan pendidikan”ujar Khusairi. Minggu (1/9/2024).
Penanggung jawab kegiatan dan juga selaku nara sumber Bapak HM.Syamsi mengucapakan terima kasih yang sebesar- besarnya atas kehadiran dan sekaligus membuka kegitan literasi dan numerasi Bapak Ahmad Khusairi dengan hadirnya bapak dalam kegiatan yang kami laksanakan menjadi motivasi dan semangat kepada seluruh peserta kegiatan.
HM Syamsi mengungkapkan, diperlukan inovasi dan strategi baru untuk meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi sebagai fondasi utama untuk membangun generasi yang kompetitif dan siap menghadapi tantangan global.
"Ada 5 aspek yang paling bermakna berkaitan dengan pembudayaan literasi di sekolah yaitu : 1.Sarana prasarana literasi dan numerasi Masih terbatasnya koleksi buku non teks pelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa yang dimiliki sekolah. 2. Kepemimpinan kepala sekolah, Beberapa kepala sekolah belum memiliki visi kepemimpinan yang berorientasi pada penguatan literasi dan numerasi siswa. 3 Kompetensi guru, Keterbatasan kompetensi guru misal perjenjang buku alternatif metode pengenalan dan penguatan litnum pemanfaatan buku bacaan dalam pembelajaran 4. kebiasaan membaca siswa kebiasaan membaca siswa belum terlihat namun kondisi ini tidak lepas dari akses buku baca yang terbatas di sekolah 5. Dukungan daerah sebagian besar daerah belum memiliki regulasi dan program yang spesifik untuk penguatan literasi dan numerasi,"terangnya.
Solusi untuk untuk mengatasi rendahnya tingkat literasi dan numerasi di Indonesia, perlu dilakukannya upaya secara komprehensif dan berkelanjutan. Berikut beberapa solusi yang dapat diimplementasikan. 1. Peningkatan akses pendidikan berkualitas. 2. Pengembangan Kurikulum dan Metode Pembelajaran 3. Pelatihan dan pengembangan guru 4. Kolaborasi dengan pihak terkait Kerjasama antara pemerintah, lembaga pendidikan, masyarakat, dan sektor swasta sangat penting dalam meningkatkan literasi dan numerasi di Indonesia.
"Program-program yang melibatkan semua pihak dan memanfaatkan sumber daya dapat menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan literasi dan numerasi,"ujar M.Syamsi.
Ibu ulfa Atmarida Kepsek SMPN Satap Kuala Patah Parang menyampaikan terdapat beberapa faktor yang dapat melandasi rendahnya tingkat literasi dan numerasi. Salah satunya, kurangnya akses terhadap pendidikan berkualitas.
Contohnya, akses pendidikan, terutama di daerah 3T (terluar, terdepan, tertinggal). Selain itu, pendekatan pembelajaran kurang efektif, seperti pembelajaran hanya terfokus pada hafalan sehingga kurang mengutamakan pemahaman konsep dan kurangnya tenaga pengajar di sekolah,"ujarnya.
Hal ini senada juga yang di sampaikan oleh ibu Siti Kholijah Siregar kepsek SMPN Satu Atap Kuala Sungai Batang menyatakan Minimnya fasilitas pendukung seperti jaringan internet dan sumberl listrik yang hanya ada di siang hari pada saat pelaksanaan ANBK siswa harus mengungsi ke tempat yang jaringan dan sumber listriknya ada sementara akses yang di lalui harus menggunakan kendaraaan laut sangat tergantung pasang surut.(Mhd).