Pasuruan, Clickindonesiainfo.id - Di SDN Grati, sebuah kejadian tragis dialami oleh siswi bernama Mawar nama samaran, yang kini berusia 9 tahun. Ia mengalami trauma setelah peristiwa asusila yang diduga dilakukan oleh oknum guru inisial KH. Akibatnya, Mawar tidak masuk sekolah dan mengalami ketakutan yang mendalam terhadap lingkungan pendidikan.
Kepala sekolah Tri Retnaningtyas menjelaskan bahwa pihak sekolah telah berupaya untuk membantu Mawar kembali ke sekolah. Mereka bahkan mengunjungi rumah Mawar untuk memintanya agar masuk sekolah demi tidak ketinggalan pelajaran. Namun, trauma yang dialami oleh Mawar membuatnya sulit untuk kembali ke aktivitas normal.
" Kami besoknya datang kerumahnya, menyuruh agar anaknya masuk sekolah, agar tidak ketinggalan pelajaran," kata Kepala Sekolah Tri Retnaningtyas
Orang tua Mawar, Eko, menyatakan bahwa anaknya merasa ketakutan dan tidak ingin bertemu dengan KH setelah peristiwa tersebut. Eko menambahkan, "Anak saya hingga sekarang trauma tidak mau sekolah." Ujarnya
Rasa ketakutan ini menjadi halangan besar dalam proses pemulihan Mawar.
Penting bagi masyarakat untuk mendengarkan dan melindungi anak-anak dalam situasi seperti ini. Tindakan pencegahan dan perlindungan anak harus diutamakan agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan. Dukungan dari pihak sekolah dan komunitas sangat dibutuhkan untuk membantu Mawar mendapatkan kembali rasa amannya.(Jack)