Probolinggo, Clickindonesiainfo.id - Banyak ahli mengakui pentingnya bermain bagi anak, bukan hanya sebagai pengisi waktu luang tetapi sebagai bagian inti dari proses belajar mereka. Seperti di tempat lain, peran bermain dalam pengembangan anak tidak dapat dianggap enteng. Bermain bukan hanya kegiatan yang menyenangkan tetapi juga alat kerja utama bagi anak-anak untuk menjelajah dan memahami dunia sekitar mereka.
Dalam bermain terdapat beberapa aspek perkembangan yang dapat ditingkatkan, diantaranya adalah aspek kognitif, emosi, social dan perkembangan fisik, jadi secara umum aspek-aspek ini terstimulasi lewat kegiatan bermain.
Elizabeth Hurlock berpendapat, Secara definitive aktifitas bermain dapat digambarkan sebagai kegiatan yang dilakukan tanpa mempertimbangkan hasil akhir, semata-mata untuk menimbulkan kesenangan dan kegembiraan saja. Maka anakpun melakukannya secara suka rela dan tanpa paksaan.
Dengan bermain anak dapat mengekspresikan dirinya dengan leluasa, karena dalam bermain ada unsur kebebasan yang merupakan elemen utama, sehingga membuat bermain menjadi aktifitas yang menyenangkan/ fun bagi anak.
Sayangnya kesempatan bermain pada anak usia prasekolah seringkali berlalu begitu cepat, sehingga anak tidak mendapat kepuasan dalam mengembangkan permainannya. Padahal kita tahu bahwa bermain juga merupakan kebutuhan dasar bagi anak usia pra sekolah, sama seperti kebutuhan makan dan minum, cinta dan kasih sayang.
Kadang orang tua terlalu dini menuntut anaknya untuk berdisiplin dan hidup tertib, dan seringkali banyak melarang si kecil untuk memuaskan kebutuhan bermainnya.
Sebetulnya kedisiplinan dan aturan dapat dikenalkan dengan cara memberikan contoh perilaku yang dibiasakan terus menerus sehingga dapat menjadi suatu habit bagi anak, jadi kedisiplinan dan aturan dapat ditegakkan tanpa teriakan dan pukulan, yang penting aturan dibuat sesuai dengan pemahaman anak dan dilakukan secara konsisten.
Sebagai praktisi pendidikan seorang guru akan sering melihat bagaimana anak-anak melakukan suatu kedisiplinan dengan taat tetapi dia senang melakukannya tanpa beban . Ternyata bila aturan dan kedisiplinan kita terapkan lewat perilaku yang dicontohkan terus menerus dan konsisten, maka akan menjadi kebiasaan yang baik. (Ze*)