Iklan VIP

Redaksi
Selasa, 30 Januari 2024, 17:30 WIB
Last Updated 2024-01-30T10:31:52Z

Peneliti UNAIR Paparkan Inovasi Terapi Kanker Serviks di Jepang

Foto: Dr Arif Nur Muhammad Ansori MSi saat menghadiri The 11th Takeda Science Foundation Symposium on PharmaScience di Knowledge Capital Congrès Convention Center, Osaka, Jepang

 
SURABAYA, Clickindonesiainfo.id - Universitas Airlangga (UNAIR) terus menerus mengembangkan berbagai inovasi. Salah satu yang menjadi perhatiannya adalah inovasi dalam bidang kesehatan. Hal ini yang Dr Arif Nur Muhammad Ansori MSi lakukan.
 
Sosok peneliti Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga (UNAIR) ini tengah mengembangkan inovasi terapi kanker serviks berbasis bahan herbal. Inovasi ini dipaparkan pada The 11th Takeda Science Foundation Symposium on PharmaScience. Simposium tersebut berlangsung di Knowledge Capital Congrès Convention Center, Osaka, Jepang pada Jumat (26/1/2024) hingga Sabtu (27/1/2024).
 
The 11th Takeda Science Foundation Symposium on PharmaScience merupakan simposium yang membahas kemajuan pencitraan molekuler. 

“Kemajuan ini menjadikan pencitraan molekuler untuk menggambarkan fenomena kehidupan dalam biologi, serta membantu menentukan diagnosis penyakit secara tepat,” jelasnya kepada Unair News. Selasa, (30/1/2024).
 
Inovasi Terapi Kanker Serviks

Sementara itu, inovasi pengobatan kanker serviks yang Arif dan tim usung ini menggunakan daun srikaya sebagai bahan utamanya. Judul penelitian yang dipaparkan pada presentasi simposium adalah “Apoptosis Sel HeLa dengan Induksi oleh Ekstrak Daun Annona squamosa atau Srikaya: Pendekatan In Vitro”.  
 
Inovasi ini merupakan hal yang menarik, sebab penelitian terkait hal ini masih terbatas. 

“Masih sedikit penelitian terkait soal inovasi ini, apalagi yang menggunakan daun srikaya sebagai bahan utama. Pada jurnal ilmiah terindeks Scopus bahkan hanya ada sekitar 50 publikasi ilmiah mengenai manfaat daun srikaya sebagai terapi kanker serviks,” urai Arif.
 
Dalam gelaran simposium ini, beberapa negara lain juga ikut serta. Negara tersebut seperti Britania Raya, Amerika Serikat, Kanada, Singapura, Perancis, Jerman, Italia, Filipina, Taiwan, India, Tiongkok, Jepang, hingga Korea Selatan. Banyak hal yang Arif pelajari dalam simposium ini. Ia banyak belajar mengenai proses diagnostik dan terapi terkini dalam melawan kanker. 

“Beberapa penelitian negara lain ada yang menggunakan hewan coba, ada yang sampai tahap uji klinis tingkat akhir, hingga menjadi produk unggulan,” tandasnya.
 
Tindak Lanjut Inovasi

Pasca kembali ke Indonesia, Arif akan terus melanjutkan proses penelitiannya terhadap inovasi terapi kanker serviks ini. Namun ia tidak sendiri, ia melakukan penelitian bersama alumnus Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) UNAIR dan sesama penerima Beasiswa Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU) Batch III sebelumnya.
 
Alumnus tersebut adalah Dr drh Amaq Fadholly MSi, saat ini ia merupakan dosen sekaligus peneliti di Sekolah Kedokteran Hewan IPB University dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).  

“Selanjutnya kami akan terus berkolaborasi untuk meningkatkan kualitas penelitian dan terobosan ilmiah yang lebih baik,” tuturnya. (ari)