Pasuruan || Clickindonesiainfo.id - Lagi - Lagi Intimidasi terhadap jurnalis terjadi di Kabupaten Pasuruan, salah satu wartawan media online, menjadi korban Intimidasi dari beberapa oknum anggota TNI, terkait pemberitaan aktifitas warkop di Gempol 9.
Purnomo, seorang jurnalis online yang ambisius, mengungkap kejadian warkop (kedai kopi) lokal di Gempol 9. Ia menemukan bukti kegiatan ilegal dan dugaan aliran uang suap ke satuan militer setempat, Koramil. Purnomo mempublikasikan temuannya sehingga masyarakat di Kabupaten Pasuruan mengetahui kegiatan di Kedai kopi Gempol9
Suatu malam, sekitar pukul 21.00 Wib.Purnomo didatangi oleh tiga anggota TNI (Tentara Nasional Indonesia), yang meminta klarifikasi mengenai artikelnya. Lalu kemudian berdatangan anggota lainya kurang lebih sekitar 15 - 20 anggota, untuk menghindari kekuatiran keluarganya dan meredakan situasi, Purnomo mengajak rombongan ke tempat yang jauh dari pandangan keluarga.
“Sekitar pukul 21:00, ada tiga orang anggota TNI mendatangi saya, untuk konfirmasi terkait aliran dana upeti yang masuk ke Koramil, selanjutnya mulai berdatangan anggota TNI yang lain hingga kurang lebih antara 15 sampai 20 anggota, ada yang berseragam lengkap dan ada yang berbaju preman, spontan membuat istri dan anak saya shock, karena kehadiran mereka,” jelasnya.
Sementara itu pur mengungkapkan, Danramil, Komandan Koramil, merasa nama baik dan keutuhan kesatuannya terancam dengan pemberitaan. Dia mengumpulkan lebih banyak anggota dan secara pribadi mengunjungi Purnomo untuk melakukan konfrontasi tatap muka. Ingin membuktikan dirinya tidak bersalah, Danramil menantang Purnomo untuk mengungkap sumber informasinya
“Danramil yang datang bersama anggota, meminta klarifikasi terkait keabsahan data pemberitaan tersebut, terkait aliran dana upeti ke Koramil, Danramil merasa keberatan dengan pemberitaan tersebut, karena tidak pernah merasa menerima, kalaupun ada oknum yang menerima, sebutkan siapa, agar bisa diproses,” ungkap Pur
Lebih lanjut Pur juga menjelaskan," terkait pemberitaan adanya aliran dana upeti yang mengalir ke beberapa instansi, saya mempunyai narasumber yang jelas, dan untuk take down pemberitaan tersebut itu murni inisiatif saya sendiri, untuk menjaga situasi yang kondusif,” ujarnya.
Terganggu dengan trauma akan meningkatnya intimidasi yang dihadapi Purnomo, Lujeng Sudarto, Direktur PUSAKA, mengorganisir gerakan solidaritas dengan jurnalis dan LSM dari seluruh Kabupaten Pasuruan. Acara tersebut berlangsung di Taman Dayu, di mana Lujeng menyerukan tindakan yang dilakukan oleh militer dan menekankan pentingnya peran media dalam menjaga keseimbangan demokrasi.
“Datang malam-malam ke rumah orang dengan membawa banyak anggota, klarifikasi terkait pemberitaan adalah bentuk arogansi institusi. Ini adalah pelajaran buat rekan media, NGO atau LSM, bahwa tindakan represif dan kesewenangan aparat itu harus kita lawan,” tegas Lujeng di hadapan wartawan. Jum'at (1/12/2023) Sore di kedai kopi Tamandayu
Lujeng juga menjelaskan, bahwa pers itu memiliki peran sebagai penyeimbang peran Negara. Demokrasi itu tidak akan berjalan kalau aparat melakukan tindakan represif ataupun intimidasi kepada media dan NGO (LSM).
"Rekan kita Purnomo, sedang menjalankan kegiatan jurnalistiknya, kalaupun pemberitaan tersebut tidak benar, kan bisa diluruskan dengan menuntut hak jawab sesuai dengan UU Pers.
"Kejadian ini adalah bentuk arogansi aparat, kalaupun mau klarifikasi, kan bisa dengan etika, tidak datang malam-malam ke rumah orang, dengan membawa semua anggotanya, ini kan pelanggaran institusional,” pungkasnya (Jack)