SIDOARJO || ClikIndonesiaInfo.id || H.M. Ali Affandi La Nyalla Mahmud Mattalitti, Caleg DPR RI nomor urut 2 Dapil Surabaya dan Sidoarjo dari Partai Demokrat bekerjasama dengan Penerus Negeri Jawa Timur melakukan edukasi tentang stunting dan pelatihan kewirausahaan di wilayah Sidoarjo.
Penerus Negeri adalah relawan Prabowo-Gibran berkomitmen membantu masyarakat untuk hidup lebih maju dan sejahtera di semua aspek kehidupan, baik dalam hal ekonomi maupun kesehatan.
Mas Andi, panggilan H.M. Ali Affandi La Nyalla Mahmud Mattalitti yang juga menjabat sebagai Dewan Pembina Penerus Negeri menegaskan bahwa edukasi tentang stunting dan pelatihan kewirausahaan menjadi paket lengkap untuk mencetak generasi muda yang unggul dan berkualitas.
"Generasi muda adalah penerus bangsa. Mereka harus disiapkan, harus dibina dan diarahkan, baik secara keilmuan, mental dan spiritual, serta ekonomi agar tujuan pemerintah Indonesia Emas di 2045 bisa terwujud," ungkap Mas Andi di Sidoarjo, Kamis (28/12/2023).
Untuk itulah kegiatan "Bantu Negeri" yang diinisiasi oleh Penerus Negeri tersebut menjadi sangat penting untuk membantu masyarakat secara langsung sesuai dengan program Prabowo-Gibran yaitu pencegahan stunting dan pelatihan wirausaha.
Mas Andi yang saat ini menjabat sebagai Ketua Kadin Surabaya menegaskan, jiwa kewirausahaan memang harus ditanamkan sejak dini untuk memacu generasi muda berani menembangkan usaha sendiri atau berwirausaha. "Karena salah satu syarat untuk menjadi negara maju ialah jumlah pelaku entrepreneur atau wirausahawan harus lebih dari 14% dari rasio penduduknya," tegasnya.
Oleh karena itu ia berharap, program Penerus Negeri bisa mencetak wirausaha dari daerah masing-masing dan mampu membentuk anak-anak muda yang berkualitas unggul untuk menjadi wirausaha, pemimpin masa depan, dan lain sebagainya
Ketua Penerus Negeri Jawa Timur Arditto Grahadi mengungkapkan, sebagai relawan Prabowo Gibran, Penerus Negeri Jawa Timur memiliki komitmen yang sama untuk menekan angka stunting dan meningkatkan jumlah wirausaha di Jatim.
Untuk itu, Penerus Negeri menggelar kegiatan dengan tajuk "Bantu Negeri", yang diawali di tiga kecamatan di Sidoarjo, yakni kecamatan Krian, Waru, dan Taman pada Rabu (27/12/2023) dan Kamis (28/12/2023).
Kegiatan yang dihadiri oleh total sekitar 600 peserta tersebut ditujukan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang stunting (gangguan pertumbuhan pada anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang red.) yang masih menjadi salah satu problem di masyarakat. Peserta juga diberi pelatihan kewirausahaan agar mereka berdaya secara ekonomi. Karena salah satu faktor penyebab stunting adalah rendahnya tingkat pemahaman dan ekonomi masyarakat.
"Kami ingin membantu secara menyeluruh, kalau kita beri pemahaman saja tetapi dari sisi hulunya tidak kita tata, maka hasilnya tidak akan maksimal. Pemahaman tentang stunting kita tingkatkan, kesejahteraan ekonominya juga kita tingkatkan melalui pelatihan wirausaha," terang Arditto.
Lebih lanjut ia menegaskan, Penerus Negeri adalah relawan Prabowo-Gibran untuk anak muda milenial dan Gen Z. Oleh karena itu, tim ini fokus pada persoalan yang melatarbelakangi generasi muda serta memberikan ruang untuk anak muda untuk berkreasi sehingga menjadikan mereka generasi yang unggul dan berkualitas.
Pada kesempatan tersebut, Penerus Negeri Jawa Timur juga memberikan edukasi tentang kebersihan dan pentingnya pengelolaan sampah, menukarkan sampah yang sudah dipilah dengan sembako.
Dari sisi pemberdayaan ekonomi, selain memberikan pelatihan kewirausahaan Penerus Negeri juga memberikan bantuan usaha kepada 5 orang di tiap kecamatan dengan nominal masing-masing Rp 1 juta kepada calon-calon wirausaha.
"Kegiatan Bantu Negeri di Sidoarjo ini adalah yang pertama kami lakukan. Selanjutnya Bantu Negeri juga akan diselenggarakan di sejumlah daerah di Jawa Timur, diantaranya Surabaya, Kediri, Malang, Tulungagung, dan di beberapa daerah lainnya," ujar tambahnya.
Sementara itu, dr. Makhyan Jibril, TKD Jatim yang menjadi salah satu narasumber pada kesempatan tersebut juga mengungkapkan bahwa hingga saat ini, kasus stunting di Indonesia masih terbilang tinggi. Berdasarkan data Survei Status Gizi Nasional (SSGI) tahun 2022, prevalensi stunting di Indonesia di angka 21,6%. Jumlah ini menurun dibanding tahun sebelumnya yaitu 24,4%.
"Walaupun menurun, angka tersebut masih tinggi, mengingat target prevalensi stunting di tahun 2024 sebesar 14% dan standard WHO di bawah 20%," ungkap dr. Makhyan Jibril.
Adapun, faktor penyebab angka stunting tersebut salah satunya karena kurangnya asupan penting seperti protein hewani, nabati, dan zat besi sejak sebelum sampai setelah kelahiran. Hal ini berdampak pada bayi lahir dengan gizi yang kurang, sehingga anak menjadi stunting.
Bendahara Umum TKD Jatim Prabowo-Gibran Restu Prayogi menambahkan, bahwa stunting adalah problem yang harus segera diatasi karena masa depan bangsa tergantung pada kualitas generasi selanjutnya.
Anak lahir harus dalam keadaan sehat, dan mereka tumbuh juga harus dalam keadaan sehat, tanpa kekurangan gizi sehingga tumbuh menjadi generasi yang berkualitas.
"Inilah kenapa stunting menjadi salah satu isu penting yang diangkat dan menjadi program prioritas Prabowo-Gibran. Dan melalui kegiatan ini kami berharap masyarakat akan hidup lebih sejahtera dan maju," pungkasnya.
(4rri)