Foto : Suasana seminar energi “Surabaya Youth Collaboration Energy Forum (SYCEF) yang digelar DEM bersama Pertamina dan FSPPB |
CLICKINDONESIAINFO.ID || SURABAYA - Memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-95 tahun ini, ratusan mahasiswa dari kampus se-Surabaya berkumpul dalam seminar yang dihelat oleh Dewan Energi Mahasiswa (DEM) Indonesia.
Mengambil format Seminar Energi bertajuk Surabaya Youth Collaboration Energy Forum (SYCEF) mereka mendiskusikan tema sentral terkait energi yaitu Surabaya's efficient energy in over coming pollution.
"Kami anak muda Indonesia, khususnya pemuda-pemudi Surabaya yang hadir disini bukan hanya dari DEM, namun juga dari aktivis organisasi mahasiswa lainnya seperti Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Cipayung group,” Ketua DEM Surabaya, Febrian Satria Hidayat dalam sambutannya. Minggu, (29/10/2023) siang.
Sesuai namanya, Dewan Energi Mahasiswa berfokus pada kajian dan pembahasan seputar kemandirian dan kedaulatan energi negeri yang dimotori oleh anak-anak muda dari seluruh penjuru nusantara.
"Organisasi DEM berdiri sejak 2019. Ada 23 DEM saat ini tersebar di kampus-kampus mulai dari Aceh hingga Papua. Mimpi kami sederhana: Anak muda Indonesia kedepan tidak gagap pengetahuan energi. Pembahasan energi bukan hanya didominasi pejabat publik, legislatif ataupun eksekutif. Tapi di kelas-kelas, di kafe dan warung-warung kopi sekali pun pemuda Indonesia bisa santai dan gayeng membahas energi. Terutama bagaimana Indonesia kedepan bisa mandiri dan berdaulat energi,” urai Febrian.
Seminar diawali paparan materi oleh Prof Daniel M. Rosyid (Guru Besar Institut Teknologi Sepuluh Nopember) berjudul "Dari Transport ke Transit".
Prof. Daniel, sapaan akrabanya, ia menerangkan bila konsumsi energi perkapita warga Surabaya rata-rata 2 KL/orang/tahun sementara kondisi angkutan publik hidup segan mati tak mau. Kohesivitas sosial warga kota merenggang. Mobilitas publik lebih tergantung pada kendaraan pribadi. Akibatnya warga cenderung mengalami physical inactivity. Minim aktifitas fisik seperti berjalan atau bersepeda.
"Surabaya perlu serius mengadopsi teknologi konvivial digerakkan dengan energi baru terbarukan (EBT), memandirikan, mendorong kreatifitas dan memanusiakan,” tegas Daniel.
Selain Prof Daniel juga turut diundang sebagai pembicara yaitu Ugan Gandar (Tokoh Pemerhati Energi Nasional), Arie Gumilar (Presiden Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu/FSPPB) dan juga Ahad Rahedi (Area Manager CommRell & CSR Jatim Balinus PT Pertamina Patra Niaga).
Acara yang mendapat dukungan penuh dari FSPPB dan PT Pertamina Patra Niaga tersebut berlangsung lancar dan khidmat. Para peserta nampak berinteraksi aktif dan antusias mengikuti jalannya seminar yang dimulai pukul 13.00 hingga 16.30 WIB di Hotel Alana Surabaya. (ari)