Jakarta, clickindonesiainfo.id, - Dalam seminar nasional ASEAN 2023 yang disiarkan di YouTube Kemenko Polhukam, Kamis (13/7/2023). Menko Polhukam Mahfud Md mengungkapkan keberhasilan Satgas TPPO menyelamatkan korban perdagangan orang sebanyak 1.943 warga Indonesia. dan meminta ASEAN terus bekerja sama menangani kejahatan lintas negara.
"Dimulai tanggal 5 Juni, seminggu kemudian sesudah Presiden memberi arahan, sampai 5 Juli, dalam satu bulan kita itu berhasil menyelamatkan 1.943 korban TPPO dan menjadikan orang yang suka mengirimkan yang menjual agen pengiriman orang dengan tindak pidana perdagangan orang itu sebanyak 658 orang sebagai tersangka. Jadi tidak kecil jumlahnya," kata Mahfud.
Mahfud mengatakan saat ini pekerja migran Indonesia yang ada di luar negeri berdasarkan catatan BP2MI sebanyak 9,2 juta orang. Namun sebanyak 4,6 juta orang di antaranya merupakan pekerja ilegal dari Indonesia
Adapun pekerja migran ilegal dari Indonesia itu tersebar di berbagai negara dengan modus misalnya keberangkatan tidak benar, kontrak kerja disandera orang atau tidak boleh pulang, paspor palsu karena melibatkan jaringan internasional. Mahfud mencontohkan bisa saja WNI pergi dengan paspor palsu, lalu disambut oleh pihak penerima di negara tujuan.
Karena itu, Mahfud mengajak aparat penegak hukum di negara-negara ASEAN untuk bekerja sama dalam menangani tindak pidana perdagangan orang untuk melindungi WNI.
"Tidak ada satu negara pun yang dapat menangani kejahatan lintas batas secara sendiri, tidak mungkin. Oleh sebab itu, ASEAN itu harus bersatu," katanya.
"Maka, melalui forum APAC Council, Indonesia mengingatkan ASEAN bahwa isu tindak pidana perdagangan orang adalah masalah bersama dan membutuhkan komitmen serta kolaborasi. Indonesia akan terus mengajak negara-negara ASEAN memperkuat upaya pemberantasan TPPO melalui kerja sama antara aparat penegak hukum," katanya.
Mahfud mengungkap tantangan membebaskan korban TPPO, misalnya di Myanmar harus melalui jalan yang berliku. Hal itu karena adanya konflik militer di Myanmar.
"Beberapa waktu lalu kita juga tidak mudah untuk memulangkan puluhan korban tindak pidana perdagangan orang yang dari Indonesia dibawa ke Myanmar karena ada di tempat-tempat yang dijaga ketat oleh militer sehingga jalur diplomatik juga harus melalui jalan yang berliku. Dan mungkin masih ada di sana yang terpuruk, yang kita sekarang sedang mencarinya sampai tuntas," katanya