Surabaya, Clickindonesiainfo.id - Kasus dugaan penodongan senjata, pada Kamis, 11 Mei 2023 lalu, sempat menggemparkan di jagat profesi jurnalis/wartawan dilakukan oleh seseorang yang mengaku sebagai anggota TNI, terhadap wartawan ditangani Satuan Polisi Militer Angkatan Laut (POMAL) Surabaya.
Pernyataan ini langsung disampaikan Ketua Umum Komunitas Jurnalis Jawa Timur (KJJT), yang sempat melakukan pendampingan terhadap korban untuk melaporkan secara resmi, setelah mendengar jika pelakunya adalah oknum dari Satuan Anggota TNI AL berpangkat Pelda berinisial T.
"Korban pada saat itu, kita dampingi untuk melapor secara resmi di POMAL Surabaya. Ada dua oknum TNI AL yang diduga terlibat di dalam kasus penodongan senjata terhadap warga sipil di tempat penyimpanan Bahan Bakar Minyak (BBM) di wilayah Trosobo Sidoarjo," Kata Ade.S Maulana dalam press release nya (11/06/2022).
Ade juga mempertanyakan, oknum tersebut kabarnya, bertugas sebagai keamanan di tempat penyimpanan bahan bakar minyak milik PT Indo Waru Forsa.
Lebih lanjut Ade, yang bersangkutan diperintahkan oleh siapa dan adakah surat perintah dari komandan satuan untuk mengamankan tempat penyimpanan bahan bakar minyak yang santernya pernah digrebek pihak kepolisian.
"Hingga menunjukan dan menenteng senjata dengan cara menakuti warga sipil yakni seorang yang berprofesi wartawan, padahal wartawan itu sedang melakukan peliputan di wilayah pergudangan BBM yang diduga ilegal di Sidoarjo. Malah mendapat perlakuan keji dihadapan orang banyak, apakah ditempat itu termasuk darurat militer," tanya Ade.
Senada pertanyaan yang disampaikan Ade, dirinya pun mengucapkan terimakasih kepada pihak POMAL yang sudah melayani kami dengan baik. Selain itu kepada rekan jurnalis di seluruh Indonesia KJJT mengucapkan terimakasih atas suport dan solidaritasnya untuk mempertanyakan kelanjutan kasus tersebut.
"KJJT tetap eksis jika bicara kepedulian sesama profesi, Untuk korban (Hamdani) meskipun sempat berkeluh kesah jika dirinya mendapat teror dari orang tak dikenal usai melaporkan resmi di POMAL Surabaya.
"Rumah orang tua, rekan kita (Hamdani) yang
telah menjadi korban di Gresik, sempat didatangi seseorang dan mencari korban." Terangnya.
Masih kata Ade, mendapat aduan itu, langsung berkoordinasi salah satu perwira POMAL jika ada yang berusaha mencari korban ke rumah orang tuanya. Kejadian itu membuat orang tua korban was-was dan ketakutan.
Oleh karena itu, atas kejadian kasus ini, Ade meminta kepada Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Laksamana TNI H. Yudo Margono, untuk segera menindak tegas dan terukur kepada oknum tersebut, agar tidak menjadi cerita buruk dari masyarakat.
Karena menurut Ade wartawan juga bagian dari masyarakat yang memang kebetulan korban berprofesi sebagai wartawan. "Sekali lagi memohon kepada Panglima TNI, untuk segera memproses anggotnya yang terlibat dan sengaja menyakiti hati rakyat. Oknum tersebut diduga dengan sengaja melindungi tempat penyimpanan BBM yang disinyalir ilegal, hingga melakukan tindakan tidak terpuji serta menakut-nakuti dengan senjata," pinta Ketua Umum itu kepada Panglima TNI.
Ade pun meminta kepada komandan tinggi di jajaran TNI untuk ikut serta mengawasi penyaluran BBM bersubsidi dan ikut serta dalam upaya memberantas mafia Migas.
Meski belum mendapat informasi dari korban terkait tidak lanjut kasus yang menimpa rekan seprofesinya, yang terpenting perlu untuk disampaikan kepada rekan jurnalis di daerah, untuk kasus tersebut secara resmi korban telah melaporkan kejadian itu ke POMAL Surabaya.
Salah satu perwira di Satuan Polisi Militer AL, memberikan informasi terkait perkembangan dari laporan korban di kantornya. "Informasi perkembangan, korban sudah mencabut laporannya. Meski laporan dicabut, berkas tetap akan diserahkan. Ke satuannya," tiru Ade dari ucapan salah satu perwira di Satuan POMAL, Surabaya.
Kasus ini terjadi berawal dari informasi adanya kawasan pergudangan BBM yang pernah digerebek Polda Jatim, menurut korban (Hamdani) saat dirinya mendatangi pergudangan di Kawasan Industri Kencana Trosobo Krian Sidoarjo.
Dia didatangi oleh sejumlah orang karena mendokumentasi area sekitar, tas korban pun digeledah, diarak dan ditarik-tarik, tak puas lagi mereka memaksa melepas pakaian korban. Tidak hanya itu, kartu identitasinya juga di foto, handphone diminta dipaksa untuk menghapus foto-foto yang telah didokumentasikan oleh korban namun bersikeras menolak.
Pelaku kurang lebih berjumlah 6 sampai 7 orang disaksikan pihak keamanan atau security setempat, kemudian datang seseorang berpenampilan tegap dan berambut cepak mendatangi korban, tampak usai mengambil senjata dari mobilnya langsung menenteng dan menodongkan ke korban hingga merasa ketakutan.
Korbanpun menceritakan rasa ketakutan usai diancam oleh pelaku, jika terjadi apa-apa di kerjaannya, pelaku akan mengejar korban. Foto dan alamat rumah korban berdalih sudah dikantongi.
Sumber : Divisi Humas KJJT
Pewarta : Jack