Surabaya, Clickindonesiainfo.id - Demi memformulasikan gagasan dan reposisi strategi pendidikan tinggi dalam memperkuat semangat persatuan Indonesia, Dewan Profesor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggelar sarasehan kebangsaan bertajuk Peran Perguruan Tinggi dalam Pengembangan Budaya Nasional. Gelaran di Auditorium Gedung Research Center ITS yang sekaligus untuk memperingati Hari Kelahiran Pancasila pada 1 Juni lalu ini menghadirkan mantan Menteri Pertahanan RI Jenderal TNI (Purn) Dr (HC) Agum Gumelar, Rabu (6/6).
Timbang rasa yang dipandu oleh Prof I Nyoman Sutantra dan Prof Budisantoso Wirjodirdjo ini juga dihadiri oleh para cendekiawan dengan wawasan strategis dan kompetentensinya dalam isu-isu kebangsaan.
Di antaranya adalah Ketua Bidang Ideologi Dewan Analisis Strategis BIN (2016-2021) Mayjen TNI (Purn) Dr I Putu Sastra Wingarta SIP MSc, Wakil Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia Letjen TNI Mohamad Sabrar Fadhilah, dan Ketua Dewan Profesor ITS sekaligus penyelenggara kegiatan Prof Dr Ir Imam Robandi ST MT ini.
Agum Gumelar yang saat ini menjabat sebagai Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) Universitas Pendidikan Indonesia mengawali diskusi dengan ungkapan kegundahannya terhadap kondisi negara Indonesia. Ia mengungkapkan, perjalanan yang panjang dan penuh perjuangan bagi negara Indonesia dalam merebut kemerdekaan akan selalu diikuti dengan masa peralihan pemerintah yang diselimuti berbagai tantangan dan ketidakpastian.
“Semangat persatuan dan kesatuan tetap harus menjadi landasan agar perjuangan Indonesia tetap berjalan dengan baik,” tandasnya mengingatkan.
Dalam membangun fondasi yang kuat, anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres) periode 2018-2019 ini melanjutkan, Pendidikan Tinggi memiliki peran yang sangat vital. Oleh karena itu, perlu merumuskan gagasan dan reposisi strategi pendidikan tinggi agar tetap relevan dan mampu menghadapi perubahan zaman.
“Salah satu hal yang harus ditekankan adalah peranan generasi muda dalam pengembangan, penguasaan, dan penerapan teknologi yang bermanfaat untuk kesejahteraan yang berkeadilan bagi seluruh bangsa,” tuturnya.
Seiring dengan hal itu, lanjutnya, membentuk karakter siswa yang pancasilais sangatlah penting dalam pengembangan generasi muda yang berkarakter, sehingga bisa tercipta sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu memberikan kontribusi bagi kemajuan bangsa.
“Tak luput dari perhatian, sebagai suatu bangsa yang besar, seluruh elemen masyarakat perlu ambil peran dalam perjalanan perjuangan Indonesia itu,” pungkas mantan Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) RI di masa Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu.
Sementara itu, Letjen TNI Mohamad Sabrar Fadhilah menambahkan dalam sesi kedua, bahwasannya dalam mengembangkan budaya nasional sangat penting untuk memberi dukungan bagi perguruan tinggi dalam melaksanakan tugas dan menjalankan peran kritis mereka.
Investasi yang tepat dalam infrastruktur, sumber daya manusia, dan penelitian akan memperkuat peran perguruan tinggi dalam pengembangan budaya kita. “Saya sangat bangga kepada ITS, sebagai sebuah instansi yang melek akan berbagai permasalahan budaya dan tetap bergerak dengan pengembangan teknologinya,” ungkapnya.
Sebagai ajang untuk pengembangan budaya nasional, Prof Dr Ir Imam Robandi ST MT turut menghadirkan penampilan dari berbagai jenis kebudayaan Indonesia. Tarian Selamat Datang untuk membuka acara dan penyambutan oleh Among Tamu menjadi pembuka dalam gelaran acara tersebut. Di sela-sela sesi diskusi pun, beberapa tembang sempat dilantunkan oleh beberapa tamu undangan, salah satunya dari Prof Imam Robandi atau yang biasa disapa Iro itu sendiri.
Menarik benang merah dari sesi diskusi pada gelaran acara tersebut, menjalin kerja sama antara perguruan tinggi, pemerintah, dan masyarakat dapat mengoptimalkan peran perguruan tinggi dalam menciptakan lingkungan akademik yang mendukung dan memperkaya budaya nasional. Sehingga diharapkan nantinya bisa tercipta manusia-manusia yang berbudi luhur dan berdaya saing tinggi.
Reporter : Arri
Publisher : Arif