foto : istimewa |
LUMAJANG, Clickindonesiainfo.id - Menjamurnya para tengkulak BBM di SPBU 54673.10 diwilayah Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa timur. Terkesan terbebas dari segala peraturan, entah itu aturan dari pihak SPBU sendiri maupun peraturan dari pemerintah terkait UU migas.
Pasalnya, hampir setiap hari dipelataran SPBU tersebut dipadati para ''mafia" migas sedang mengantri melakukan pembelian Bahan Bakar Minyak (BBM), Jenis Pertalite. Dengan Menggunakan sepeda motor dengan tangki dimodifikasi, lalu dilakukan penyedotan BBM dari tangki ke Jerigen. Hal itu dilakukan berulang kali ditempat yang memang telah dipersiapkan dan terkesan sepi.
Warga yang mengaku asli putra daerah dan tinggal diareal SPBU yang sempat bercengkrama bersama tim media yang saat itu melakukan investigasi dirinya mengatakan. Jika adanya kegiatan mafia BBM di SPBU Pronojiwo, melakukan aksinya dengan cara blak-blakan tersebut menurutnya sudah bukan rahasia lagi.
Bahkan pihaknya juga menyatakan, jika kendaraan para tengkulak bukan sepeda motor bertangki modifikasi saja. tapi juga mobil pickup bermuatkan beberapa drum.
Dengan santainya kendaraan diparkir bergantian sembari dari masing-masing sopir mobil melakukan pengisian BBM sendiri ke drum yang dimuatnya.
"Jangan heran mas..!! sudah biasa di SPBU sini, coba sampean nginap jika ingin tahu aksi para tengkulak mondar mandir di SPBU,"Ungkap, Narasumber yang melarang namanya dipublikasikan.
Hal tersebut, selain menyalai aturan perundang-undangan tentang migas, juga berdampak pada konsumen SPBU yang sebenarnya. Seperti halnya, Rosidi warga Kabupaten Malang selaku konsumen yang pernah merasa jengkel saat ngantri cukup lama ketika ia mengisi BBM mobilnya di SPBU Pronojiwo. Menurutnya pihak dari karyawan SPBU, lebih mementingkan dan sibuk melayani para tengkulak.
"Yang ada perasaan jengkel mas, karena saya terburu-buru tujuan ke Lumajang saat itu malah diisi belakangan. Seharusnya konsumen seperti kita ini diperhatikan dan menerima pelayanan yang layak. mungkin karena terlalu bebas SPBU., atau memang SPBU di Pronojiwo itu milik para tengkulak bukan milik para konsumen yang sebenarnya, apa karena pegawai nya SPBU dapat ceperan dari tengkulak,"Ujar Rosidi.
Bahkan rasa heran juga muncul dibenak Rosidi, kenapa tidak ada satupun petugas atau satpam SPBU mengambil tindakan. semisal melarang kegiatan yang jelas jelas melanggar aturan tersebut.
"Sempat heran juga, saya tidak pernah temui SPBU sebebas di Pronojiwo, scurity juga tidak ada saya lihat lihat,"Keluh Rosidi sembari gelengkan kepala.
Ia berharap agar adanya pengawasan khusus di lakukan oleh pihak kepolisian dan Pemerintah. Supaya kegiatan yang melanggar hukum dan merugikan orang lain tidak terus dilakukan.
“Kalau dia biarkan seperti ini terus, tentu akan merugikan masyarakat dan sangat berpotensi pada monopoli bahkan sampai penimbunan yang dimanfaatkan oleh para mafia BBM dengan tujuan mementingkan diri sendiri,”pungkasnya.
Guna memenuhi berita acara dalam pemberitaan terkait hal tersebut, dari tim media melakukan konfirmasi terhadap Bella selaku manager SPBU dan pihaknya mengatakan jika dirinya kini sudah tidak menjabat menager lagi di SPBU tersebut
Reporter : Tim
Publisher : Joko Santoso